Kamis, 06 September 2012

Bongkar Muat Barang Curah

Pendahuluan

Salam Jangkar teman- teman Taruna/ Taruni yang sedang mengenyam bangku kuliah di perguruan tinggi kemaritiman baik negeri maupun swasta. Saya ingin mencoba membuat suatu artikel tentang Bongkar Muat Barang Curah . Artikel ini saya buat berdasarkan pengalaman saya sendiri, selama saya bekerja pada perusahaan bongkar muat yang ada di cilacap. Jika ada tulisan saya yang kurang jelas atau mungkin salah dalam mengutip dari sumber lain mohon maaf yang sebesar- besarnya karena saya masih pemula dan mohon kritik dan saran yang bersifat membangun, agar di kemudian hari artikel saya dapat diterima oleh pembaca dengan baik.

Isi

Bongkar Muat adalah salah satu kegiatan yang dilakukan dalam proses forwarding (pengiriman) barang. Yang dimaksud dengan kegiatan muat adalah proses memindahkan barang dari gudang, menaikkan lalu menumpuknya di atas kapal  sedangkan kegiatan bongkar adalah proses menurunkan barang dari kapal lalu menyusunnya di dalam gudang di pelabuhan atau Stock pile atau container yard.(http://www.perusahaanbongkarmuat.davidsigma.com/bongkar-muat/).

Sedangkan barang curah di sini dibagi menjadi dua jenis yaitu; Barang curah kering dan Barang curah  cair. Yang dimaksud dengan barang curah kering adalah barang yang berupa butiran padat atau berbentuk biji- bijian seperti; batu bara, biji besi, palawija, tepung dll. Barang curah cair adalah barang yang berupa cair liquid seperti minyak kelapa sawit, minyak mentah, bahan- bahan kimia , dll.

Yang akan dibahas pada blog ini adalah tentang Bongkar Muat Barang Curah. Kita ambil contoh Bongkar Muat Pasir Besi. Pada penanganan barang tersebut ini biasanya sebelum dikapalkan (Loading) Pasir Besi akan di timbun di suatu area (Stockpile) yang telah disediakan oleh pihak pelabuhan. Stockpile adalah tempat yang diusahakan baik pemerintah BUMN maupun swasta yang digunakan untuk menimbun sementara barang curah kering yang akan dikapalkan.

Setelah barang yang ditimbun di stockpile memenuhi persyaratan pengapalan, seperti quantitas barang sudah memenuhi target. Maka pihak shipper akan mendatangkan kapal dan menerbitkan Shipping Instruction berserta menunjuk Perusahaan Bongkar Muat (PBM) yang akan menghendle barangnya untuk dimuat di atas kapal.

Alat- alat yang digunakan untuk melakukan kegiatan Muat Pasir Besi di atas kapal biasanya tergantung fasilitas yang tyersedia, tetapi biasanya alat yang digunakan untuk memuat barang curah ke atas kapal adalah :
1. Grabs adalah alat muat / bongkar yang sering digunakan untuk memuat/ membongkar barang jenis curah kering.
2. Bucket adalah sebuah bak dengan kapasitas tertentu yang digunakan untuk memuat barang curah atau bag.
3. Crane adalah suatu alat dengan kapasitas tertentu yang digunakan untuk menaikan/ menurunkan barang dari/ke kapal.
4. Sling adalah  jerat untuk muatan yang dibuat dari tali, termasuk tali kawat atau baja, gunanya untuk mengangkat atau menurunkan muata dari/ke kapal.
5. Forklift adalah  kendaraan roda empat yang berfungsi sebagai alat pemindah (transport) barang dari satu titik ke titik yang lain dengan jarak yang dekat. Operasional kendaraan ini banyak terdapat di lingkungan pabrik
6. Loader adalah mesin yang digunakan untuk meraup dan transportasi bahan dalam area kerja.
7. Exchavator adalah alat berat yang sering dipergunakan pada pekerjaan konstruksi, kehutanan dan industri pertambangan karena alat ini dapat melakukan berbagai macam pekerjaan.

Kendala - kendala dalam proses pemuatan

Setiap pekerjaan pasti ada kendala- kendala yang dihadapi, sama halnya muat/ bongkar pasir besi. Adapun kendala - kendala yang sering terjadi dalam proses muat/ bongkar pasir besi sebagai berikut:
  1. Kurangnya armada Truck yang disediakan, sehingga memperlambat proses muat/ bongkar.
  2. Kerusakan crane kapal/ darat.
  3. Kerusakan pada alat bongkar/ muat seperti; grab & bucket.
  4. Cuaca yang kurang mendukung seperti; hujan.
  5. Ketersediaan barang yang kurang dari kapasitas yang diinginkan.
Pemecahan masalah

Pemecahan masalah yang biasanya diambil oleh foreman adalah :
  1. Mengkoordinasi ke pemilik armada bahwa aramada yang disediakan kurang dan segera menambahkan armada.
  2. Segera melaporkan kepihak kapal yang sedang bertugas untuk melaporkan ke bagian enginer supaya segera diperbaiki, apabila menggunakan crane kapal. Sedangkan bila kerusakan terjadi pada crane darat segera melapor ke bagian perbaikan untuk dilakukan perbaikan secepat mungkin.
  3. Mengganti alat yang rusak dengan alat yang baru/ cadangan. Dan apabila ketersediaan alat terbatas maka dilakukan perbaikan secepat mungkin.
  4. Dikarenakan faktor cuaca maka segera melaporkan perwira jaga untuk menutup palka kapal agar barang tidak basah.
  5. Segera melaporkan ke pihak atasan sebelum barang di stockpile habis, agar atasan dapat berkoordinasi dengan shipper mengenai masalah tersebut dan keputusan semua ada di shipper.
 Dari pemecahan- pemecahan masalah di atas dapat disimpulkan bahwa:
  1.  Sebelum melakukan kegiatan Muat / bongkar dilakukan pengecekan baik peralatan mekanik maupun non mekanik.
  2. Melakukan pengecekan lapangan timbunan Stockpile sebelum melakukan kegiatan muat ataupun bongkar.

 
Daftar Pustaka
http://digilib.its.ac.id/ITS-Undergraduate-3100010040762/13645
http://www.google.co.id/search?hl=id&noj=1&site=webhp&q=Excavator+adalah&oq=Excavator+adalah&gs_l=serp.3..0.5102.11469.0.11714.11.10.1.0.0.0.255.1737.3j1j6.10.0...0.0...1c.1.Re-dGixg7qU
http://www.google.co.id/#hl=id&sclient=psy-ab&q=forklift+adalah&oq=forklift+adalah&gs_l=hp.3..0.10702.12282.1.12870.7.6.0.1.1.1.406.1685.2-4j1j1.6.0...0.0...1c.1.0SzgOvyn3o8&pbx=1&bav=on.2,or.r_gc.r_pw.r_qf.&fp=d5205a19828eec5f&biw=1366&bih=664